Pantai Pelabuhan
Pelabuhan Buleleng juga sempat menjadi
saksi sejarah perlawanan masyarakat setempat melawan pemerintah Belanda.
Masih ingatkah anda akan Insiden Hotel Yamato? Sebuah peristiwa
bersejarah yang menunjukan keberanian Indonesia untuk merobek warna biru
pada bendera belanda? Ternyata di pelabuhan Buleleng juga sempat
terjadi peristiwa serupa.
Untuk memperingati peristiwa bersejarah
tersebut, pada tahun 1987 pemerintah membangun tugu Yudha Mandala Tama.
Sebuah tugu yang menjulang tinggi, berupa seorang pemuda kekar menunjuk
kearah lautan sambil memegang bambu runcing dengan sang merah putih pada
ujungnya.
Kemudian sekitar tahun 2005, tempat ini
mulai ditata dengan menambahkan beberapa taman berselimukan hijaunya
rerumputan dan juga pengecatan ulang beberapa bangunan tua. Selain itu,
kayu-kayu tua bekas dermaga telah diganti dengan restoran terapung.
Selain menikmati panorama yang indah,
berwisata di pelabuhan Buleleng dapat dinikmati dengan berbagai cara.
Biasanya, pada hari minggu pagi masyarakat memanfaatkan pelabuhan untuk
melakukan kegiatan olah raga ringan seperti senam, lari pagi atau
sekedar menikmati segarnya udara pagi, ditemani hangatnya sinar mentari.
Para mancing mania dapat menyalurkan hobinya pada beton yang menjorok
ke tengah laut. Selain itu, juga tersedia tempat memancing di ujung
restoran terapung. Selain memancing, panorama sunset di pelabuhan
Buleleng tak kalah indahnya dengan di pantai-pantai lain.
jika anda merasa lapar, di sekitar areal
pelabuhan terdapat banyak pedagang kaki lima yang menjajakan aneka
makanan dengan harga mulai dari Rp. 5000 hingga Rp. 15.000. Untuk Anda
yang menginginkan suasana sunset yang lebih eksklusif, Anda bisa mencoba
beberapa menu andalan di restoran terapung, yang menyediakan berbagai
jenis kuliner spesial dengan harga terjangkau.
Di sebelah barat pelabuhan Buleleng, di
dekat areal perkampungan bahari, Anda dapat menemukan sebuah pura segara
dengan arsitektur khas Bali ditambah sedikit ornamen China. Pura ini
biasanya akan dipenuhi umat hindu ketika upacara melasti diadakan dan
juga ketika piodalan tiba.
Di dekat pintu masuk sebelah timur, teradapat sebuah klenteng dengan aristektur bergaya oriental yang dikenal dengan nama Ling Gwan Kiong.
Sampai sekarang, klenteng ini masih aktif digunakan untuk berdoa dan
tempat upacara pernikahan. Walaupun klenteng ini merupakan tempat
ibadah, jika anda ingin melihat isi klenteng, anda diperbolehkan untuk
masuk. Bahkan, penjaga klenteng dengan senang hati akan menjadi pemandu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar