Kamis, 29 September 2016

Pantai Pelabuhan





Pelabuhan Buleleng juga sempat menjadi saksi sejarah perlawanan masyarakat setempat melawan pemerintah Belanda. Masih ingatkah anda akan Insiden Hotel Yamato? Sebuah peristiwa bersejarah yang menunjukan keberanian Indonesia untuk merobek warna biru pada bendera belanda? Ternyata di pelabuhan Buleleng juga sempat terjadi peristiwa serupa.
Untuk memperingati peristiwa bersejarah tersebut, pada tahun 1987 pemerintah membangun tugu Yudha Mandala Tama. Sebuah tugu yang menjulang tinggi, berupa seorang pemuda kekar menunjuk kearah lautan sambil memegang bambu runcing dengan sang merah putih pada ujungnya.
Kemudian sekitar tahun 2005, tempat ini mulai ditata dengan menambahkan beberapa taman berselimukan hijaunya rerumputan dan juga pengecatan ulang beberapa bangunan tua. Selain itu, kayu-kayu tua bekas dermaga telah diganti dengan restoran terapung.
Selain menikmati panorama yang indah, berwisata di pelabuhan Buleleng dapat dinikmati dengan berbagai cara. Biasanya, pada hari minggu pagi masyarakat memanfaatkan pelabuhan untuk melakukan kegiatan olah raga ringan seperti senam, lari pagi atau sekedar menikmati segarnya udara pagi, ditemani hangatnya sinar mentari. Para mancing mania dapat menyalurkan hobinya pada beton yang menjorok ke tengah laut. Selain itu, juga tersedia tempat memancing di ujung restoran terapung. Selain memancing, panorama sunset di pelabuhan Buleleng tak kalah indahnya dengan di pantai-pantai lain.
jika anda merasa lapar, di sekitar areal pelabuhan terdapat banyak pedagang kaki lima yang menjajakan aneka makanan dengan harga mulai dari Rp. 5000 hingga Rp. 15.000. Untuk Anda yang menginginkan suasana sunset yang lebih eksklusif, Anda bisa mencoba beberapa menu andalan di restoran terapung, yang menyediakan berbagai jenis kuliner spesial dengan harga terjangkau.
Di sebelah barat pelabuhan Buleleng, di dekat areal perkampungan bahari, Anda dapat menemukan sebuah pura segara dengan arsitektur khas Bali ditambah sedikit ornamen China. Pura ini biasanya akan dipenuhi umat hindu ketika upacara melasti diadakan dan juga ketika piodalan tiba.
Di dekat pintu masuk sebelah timur, teradapat sebuah klenteng dengan aristektur bergaya oriental yang dikenal dengan nama Ling Gwan Kiong. Sampai sekarang, klenteng ini masih aktif digunakan untuk berdoa dan tempat upacara pernikahan. Walaupun klenteng ini merupakan tempat ibadah, jika anda ingin melihat isi klenteng,  anda diperbolehkan untuk masuk. Bahkan, penjaga klenteng dengan senang hati akan menjadi pemandu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar